Tuesday, August 30, 2011

Membunuh Aku

Aku benci
Begitulah seharusnya
Terhadap kematian rasa bermakna cinta
Tentang segala usaha dalam karya dan kata
Bahkan aku sendiri lebih suka untuk tak bermimpi
Agar semuanya bukan hanya daftar ilusi

Sepi dan sunyi aku ingin membunuh kini
Bayangan busuk tak tentu bentuk
Terberangus dalam ikatan konkret yang tak ambigu
Hancurkan ruang dan waktu
Tak pedulikan lagi rekam jejakku

Karena aku adalah kamu
Mengubur pilu semikan yang baru
Aku tak ingin terbujur kaku tanpa rasa itu
Selama ini aku ingin lebih memahamimu
Lebih dari yang engkau tahu, sesuai dengan kehendakmu

Monday, August 29, 2011

Dunia Itu

Detik dan detik
Aku ingin malam itu berakhir
Ketika rembulan hempaskan sang surya
Serta jiwa yang hembuskan kematian senja
Tertegun dalam balutan asa semu
Kehidupan yang terbayar dengan kesunyian
Dingin kembali menghampiri duniaku
Fokus pikiran tertuju untuk menghujamku
Berganti ke dalam abstraksi alam psikis
Tak mungkin berakhir lewat kata yang manis
Kata yang selalu mengganjal pikiran
Bosan, tak tentu pilihan
Mencoba untuk dapat bertahan
Melalui perubahan tanpa kemunafikan
Bagaimanapun, aku telah menemukan dunia itu
Dunia yang membuatku mampu
Bukan untuk berpisah, namun lebih menyatu
Satu ...sampai dengan akhir waktu

Saturday, August 27, 2011

Aku dan Prosa Kehidupan


Sebuah tulisan
Karya dari kepijaran kelam
Purwarupa dari seorang yang rupawan
Muncul dan tenggelam dalam pikiran
Oleh asa yang menangkar perasaan

Berawal dari aku, yang kehilangan sebuah kata
Sebelumnya, ia lahir dari kata-kata sarat makna
Melingkupi rasa dengan sukacita
Damai dan tenang, laksana surga yang melingkupi dunia

Ya, dunia
Ia membuatku mengerti dirinya
Dewasa, mengetahui sisi empirisme yang terikat oleh kemunafikan
Terkadang tertipu, oleh asa semu yang mengikat pilu
Luluh dan tak beraturan

Aku benci segalanya, keadaan busuk ini
Sebuah kata serapan yang bermakna pembohong
Munafik, tak mungkin
Seolah tertutup ketika dengan luar biasanya mengatakan rasa

Kehidupanku bahkan berakhir tinggal 1 centimeter saja
Kebiasaanku mengejar waktu
Telah membuat rasa ingin dan ingin lagi untuk berpacu
Namun aku semakin yakin, Ia masih menyayangiku

Tibalah saat itu
Berubah dan begitulah semestinya
Tersemat semangat hidup kembali menerpa
Terima kasih dunia
Aku memang membutuhkannya

Inilah aku adanya
Aku tak akan mengumbar segalanya
Aku tak begitu sempurna, rapuh dengan sedikit pemikiran yang kadang
Malah seakan membunuhku

Tersadar bahwa aku belum siap untuk kehilangan
Bertahan, selama mungkin aku bisa
Untuk sekedar menyayangimu sebagaimana mestinya
Dunia dan Tuhan, jarang sekali aku akan mengucapkan
Terima kasih (lagi), atas anugerah yang diberikan
Karenanya, aku tahu bahwa rasa ini begitu berharga

banana


GOD calling


chat

 don't send anything :D

Wednesday, August 17, 2011

Re-independensi dari Republik Indonesia

Aneh.
Republikku tercinta ini, sudah merdeka selama enampuluhan tahun ... Namun, seperti semakin tipis saja rasa nasionalisme yang kita rasakan (lebih tepatnya yang saya rasakan). Masih terkenang dalam benak saya, SD, selalu didaulat membaca UUD 1945 ...walaupun tingkatan bad boys saya pada waktu itu masih tergolong tinggi juga ... :D (ada memori internal yang mengingatkan saya pada upaya pembolosan lewat pintu belakang, mencuri segala tanaman buah yang ada di sekolahan, dan tentunya mengusili para guru yang saya anggap diktator ...hahaha) ....
Pada level SMP dan SMA pun sama saja ...nasionalisme saya masih dalam sebatas lebih mengaktifkan badan agar upacara dapat berjalan lancar dengan peran serta saya.
Sedikit review itu, membuat perasaan saya seperti membatu ketika dihadapkan pada pertanyaan : Apa yang telah engkau berikan terhadap bangsamu ? (let me take a deep, very deep breathe for thats quetions ...)
Saya masih merasakan , bagaimana susahnya perjuangan para pahlawan dalam merebut dan mempertahankan  kemerdekaan bangsa Indonesia ini ...museum, tugu, prasasti adalah beberapa contoh saksi bisu mereka dalam  segala kehidupan patriotiknya . Jiwa, raga, harta ...pikiran, ide, cinta dan kasih sayang, membaur dengan peluh yang bercucuran dalam naungan sang pemberi cahaya.
At least, sebagai mahasiswa, tentunya saya dan kawan-kawan seperjuangan saya diberi beban yang berat untuk melanjutkan perjuangan para pemberi kebebasan itu. Negara ini merupakan tanggung jawab bersama, kelak kita pikul bersama entah dalam suka dan duka. Walaupun untuk memulainya sudah sangat berat (menilik situasi dan kondisi sekarang ini), saya dan kawan-kawan pastinya akan terus berjuang untuk kemajuan bangsa tercinta, bangsa Indonesia. Salam, Merdeka buat sang Merah Putihku !

Tuesday, August 16, 2011


untitled


Sepasang kekasih sedang melaju lebih dari 100 km/jam di jalan dengan sebuah motor.

Cewek : Pelan-pelan, aku takut.

Cowok : Tidak, ini menyenangkan.

Cewek : Tidak, ini sama sekali tidak menyenangkan. Please, aku takut!

Cowok : Baik, tapi katakan dulu bahwa kamu mencintaiku.

Cewek : Aku mencintaimu! Sekarang pelankan motornya!

Cowok : Sekarang beri aku pelukan yang erat.

(Lalu si cewek memeluknya)

Cowok : Bisakah kamu melepas helmku & kamu pakai? Helm ini sangat menggangguku!

(Si cewek itu pun menurutinya)

Keesokan harinya ada berita di koran sebuah sepeda motor menabrak gedung karena rem-nya blong.

Ada dua orang di atas motor itu, tetapi hanya satu orang yang selamat.

Yang terjadi sebenarnya adalah bahwa di tengah jalan saat kecepatan tinggi, si cowok berusaha me-Rem utk memperlambat, tp si cowok menyadari bahwa rem motornya rusak, tapi dia tidak ingin membiarkan kekasihnya tau.

Dia meminta kekasihnya berkata dia mencintainya & merasakan pelukannya, karena dia tau itu untuk terakhir kali baginya.

Dia lalu menyuruhnya memakai helm supaya kekasihnya akan tetap hidup walaupun itu berarti ia yang akan mati...

Pernahkah kamu mencintai seseorang sampai sebesar ini ???
Ataukah hanya sebatas memperhatikannya, peduli, menelpon / mengirimkannya sms hanya untuk membuatnya bahagia?

Pernahkah kamu mengatakan "AKU MENCINTAIMU" padanya?

Ataukah kamu menunggu untuk mengatakan itu disaat kamu berada dlm situasi seperti diatas motor itu?

Jika tidak, kamu masih punya kesempatan untuk mencintainya lebih lagi.

Jangan menyimpan rasa cinta itu hanya di dalam hati. Katakan padanya bahwa kau mencintainya

Karena kamu tidak pernah tau, apakah besok kamu masih punya waktu dan kesempatan untuk mengungkapkannya.. 
 
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8834325